Menko Airlangga Sebut Ekonomi Indonesia Telah Alami Masa Rock Bottom
Menteri Koordinator Sektor Ekonomi (Menko Ekonomi) Airlangga Hartarto menjelaskan, perkembangan perekonomian Indonesia alami pembaruan dari sekian waktu, walau wabah masih menempa.
Beberapa Keuntungan Bermain Judi Ayam Online
Indonesia telah melebihi babak rock bottom di mana perkembangan ekonomi alami kontraksi yang paling dalam.
"Dari segi ekonomi, ekonomi kita telah melebihi rock bottom di kuartal II, di kuartal III telah -3,49 %. Kita perkiraan di tahun akhir dapat -2 sampai 0,6 %," katanya dalam pertemuan jurnalis BNPB, Kamis (24/12/2020).
Untuk capai angka positif, kata Airlangga, benar-benar perjuangannya tidak gampang. Tetapi, trend pembaruan ekonomi telah nampak dari kuartal per kuartal khususnya di kuartal III, di mana konsumsi pemerintahan tumbuh 9,76 %.
Di kuartal IV, sambungnya, cerminan perkembangan ekonomi ada di pasar modal.
"IHSG capai 6.100, di mana pada Januari itu 5.400. Rupiah juga sentuh Rp 14.100 (per dolar Amerika Serikat). Perdagangan positif di Oktober, neraca dagang itu bertahap year to datenya. Persediaan devisa naik jadi USD 135 miliar karena perdagangan yang positif," terang Airlangga.
"Dibanding negara G20, kita terkontraksi, tetapi relatif dalam status nomor 2 setelah China. Sehingga kita masih minus, tetapi lainnya minusnya lebih dalam," sambungnya.
Airlangga meneruskan, signal positif pada pasar disokong oleh loyalitas pemerintahan dalam pengadaan vaksin.
Sampai sekarang, Indonesia sudah datangkan 1,2 juta jumlah vaksin Sinovac dan bertambah 1,8 juta kembali, plus 15 juta jumlah berbentuk bahan baku.
"Jadi dari sisi pengatasan Covid-19, kita relatif baik. Kita masih perlu usaha keras, tetapi apa yang dikerjakan Indonesia peraturannya berada di lajur yang pas," pungkasnya.
Wabah Covid-19 berkelanjutan sudah meleleh lantahkan ekonomi Indonesia pada 2020 ini. Tetapi, perkembangan ekonomi diprediksikan akan bangkit kembali pada 2021 kedepan.
Plt Deputi Sektor Ekonomi Kementerian Rencana Pembangunan Nasional/Tubuh Rencana Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti memprediksi, perkembangan ekonomi nasional akan ada di range 4,5-5,5 % dengan titik tengah 5 % pada tahun depan.
Tetapi, menurut perhitungannya, Indonesia perlu penghasilan investasi sampai Rp 5.900 triliun supaya perkembangan ekonominya jadi 5 %.
"Untuk capai perkembangan perekonomian Indonesia sejumlah 5 %, diperlukan investasi sejumlah 5.800 triliun sampai 5.900 triliun," kata Amalia dalam sesion teleconference, Selasa (22/12/2020).
Berdasarkan catatan Bappenas, Amalia meneruskan, keperluan investasi itu sejumlah besar akan dikontribusikan oleh bidang swasta. "Dengan begitu, bidang swasta mempunyai peranan yang penting dalam menggerakkan perkembangan ekonomi kita di 2021," tambahnya.
Amalia juga yakini, penghasilan investasi Indonesia pada 2021 kelak akan alami pemulihan, dengan perkembangan 6,4 %. Hingga peranan investasi pada perkembangan perekonomian Indonesia akan memberi andil 31,5 %.
Ia juga mengharap, investasi lokal lagi bertambah, dengan prediksi nilai penanaman modal asing (PMA), penanaman modal dalam negeri (PMDN) untuk industri pemrosesan capai Rp 270 triliun.
"Tentu saja ini akan disokong implikasi Undang-Undang Cipta Kerja, dan cuaca ketenagakerjaan yang aman pada investor," tutur Amalia.
Pemerintahan menyaksikan beberapa tanda pembaruan di kuartal III 2020, walau angka perkembangan ekonomi terkontraksi minus 3,49 %, yang menggerakkan Indonesia masuk krisis ekonomi. Perkembangan negatif ini juga mempunyai potensi masih bersambung sampai akhir ta...